New UN Report Unveils the Heavy Toll on Women and Girls Left Behind During COVID-19

Date:

[Press Release]
[For immediate release]

[LOGOS]

English | Bahasa Indonesia

Jakarta, Indonesia — Addressing the gender impact of COVID-19 is key to sustain progress towards achieving the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly on gender equality and empowerment of women and girls in Indonesia, according to a new report on gendered impact of the pandemic conducted by UN Women in collaboration with Indosat Ooredoo.

The report was based on the survey on the socio-economic impact of the COVID-19 pandemic on women and men launched through SMS messages via Indosat Ooredoo mobile network, during April and July 2020 to collect data from randomly selected cellphone users with a link to a web-based survey. This demonstrates the important use of technologies to swiftly collect data and provide evidence to understand better the impact of COVID-19 in Indonesia as well as to inform policy decision making. This is a particularly innovative methods to complement official statistics due to limitation of conventional surveys that require data collection via face to face interviews or field observation which are extremely challenging due to travel restrictions and social distancing measures during the pandemic.

The report “Counting the Costs of COVID-19: Assessing the Impact on Gender and the Achievement of the SDGs in Indonesia” reveals how COVID-19 is exposing women’s vulnerabilities to economic shocks and deepening the pre-existing inequalities in Indonesia, and therefore may be reversing the progress towards the achievement of SDGs. This is the first report of its kind in Indonesia, supported by UN Women’s “Women Count” initiative and the The United Nations (UN) COVID-19 Multi-Partner Trust Fund in partnership with UNICEF, WFP, and UNDP.

Some of the key findings of the report:

  • Women in Indonesia largely depend on income from family businesses, however, 82 per cent of them have seen substantial drops in this income source. Although 80% of men saw similar cuts, evidence suggests that men benefit from a wider range of income sources.
  • Since the pandemic, 36 per cent women, compared to 30% men in informal employment have seen decreased paid work time.
  • The social distancing measures have made unpaid domestic work an essential service, but women are bearing the heaviest burden: 69 per cent of women and 61% of men spend more time on unpaid domestic work. Similarly, 61 per cent women saw increases in their time spent doing unpaid care work, compared to 48 per cent of men.
  • COVID-19 is disproportionately affecting women’s mental and emotional health with 57 per cent of women noting increases in stress and anxiety, compared to 48% of men. Increased care and domestic workloads, anxiety over job and income loss, and the effects of movement restrictions on gender-based violence, may be contributing factors.

“Comprehensive data on the impact of the Covid-19 pandemic on gender and the achievement of sustainable development goals in Indonesia are needed to determine future policy directions that is more responsive and effective,” said HE I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Minister of Women’s Empowerment in her opening remarks. “The survey “Counting the Cost of COVID-19” that is launched today is a valuable resource to inform an effective policy making processes.”

“The report clearly demonstrates that women are disproportionately affected by the pandemic. The data collected are critical in ensuring that interventions are tailored for women, particularly those most vulnerable. This new data will hopefully enable the Government’s National Task Force, development and private sector partners in Indonesia to make informed decisions to support a strong COVID-19 response that conveys the needs of women and girls, as well as to promote a quick recovery,” said Jamshed Kazi, UN Women Representative for Indonesia and Liaison to ASEAN.

"We are very happy for the launching of the survey result that was held by UN Women. Indosat Ooredoo supports UN Women by leveraging our collective expertise and advocacy efforts to gender equality and women empowerment in Indonesia by delivering those survey nationwide to millions of our subscribers. We do hope the key findings from the report will facilitate a discussion between various stakeholders to develop effective COVID19 responses for the most vulnerable population, including women and girls in Indonesia,” said Vikram Sinha, Indosat Ooredoo’s Director and Chief Operating Officer.

The report also reflects how the partnership with the private sector can be a key enablers of data collection. Furthermore, it also demonstrates the important role that the private sector can play in enabling sustainable development and responding to humanitarian challenges.

To view the report online, visit: https://data.unwomen.org/publications/counting-costs-covid-19-assessing-impact-gender-and-achievement-sdgs-indonesia

Media contact:

UN Women:
Radhiska Anggiana
Advocacy and Communication Officer | Email: radhiska.anggiana@unwomen.org

Indosat Ooredoo:
Eni Nur Ifati
VP – Head of Public Relations | Email: eni.nurifati@indosatooredoo.com

 

Laporan Terbaru PBB Mengungkap Dampak Berat pada Perempuan dan Anak Perempuan yang Tertinggal Selama COVID-19

Tanggal: 23 Oktober 2020

[Siaran Pers]
[Untuk disiarkan segera]

[LOGOS]

English | Bahasa Indonesia

Jakarta, Indonesia — Mengatasi dampak gender dari COVID-19 merupakan kunci untuk memastikan kemajuan akan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di Indonesia. Hal ini diungkapkan dalam laporan terbaru tentang dampak gender dari pandemi oleh Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, UN Women, bekerja sama dengan Indosat Ooredoo.

Laporan ini didasarkan pada survei mengenai dampak sosio-ekonomi dari pandemi COVID-19 pada perempuan dan laki-laki yang diluncurkan melalui pesan SMS dengan tautan survei, yang disebar melalui jaringan Indosat Ooredoo selama bulan April dan Juli 2020 kepada pengguna ponsel yang dipilih secara acak. Metode ini menunjukkan pentingnya teknologi untuk mengumpulkan data secara cepat dalam mendapatkan bukti untuk memahami dampak COVID-19 di Indonesia secara lebih baik, serta menjadi sumber informasi dalam pembuatan kebijakan. Ini merupakan metode pengumpulan data yang sangat inovatif untuk melengkapi survei konvensional yang memerlukan pengumpulan data melalui wawancara tatap muka atau pengamatan di lapangan yang semakin menantang untuk dilakukan karena adanya pembatasan perjalanan dan pembatasan sosial selama pandemi.

Laporan "Menilai Dampak COVID-19 terhadap Gender dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia", mengungkap bagaimana COVID-19 mengekspos kerentanan perempuan terhadap guncangan ekonomi dan memperdalam ketidaksetaraan yang sudah ada di Indonesia sejak sebelum pandemi, yang kemungkinan dapat membalikkan kemajuan dalam pencapaian SDG. Laporan ini didukung oleh insiatif “Women Count” dari UN Women dan The United Nations (UN) COVID-19 Multi-Partner Trust Fund berkerja sama dengan UNICEF, WFP, dan UNDP.

Beberapa temuan dari laporan ini di antaranya:

  • Perempuan di Indonesia banyak bergantung dari usaha keluarga, tetapi 82% dari mereka mengalami penurunan dalam sumber pendapatan. Meskipun 80% laki-laki juga mengalami penurunan serupa, bukti menunjukkan bahwa laki-laki mendapatkan keuntungan dari sumber pendapatan yang lebih luas.
  • Sejak pandemi, 36% perempuan, dibandingkan dengan 30% laki-laki pekerja informal harus mengurangi waktu kerja berbayar mereka.
  • Pembatasan sosial telah membuat pekerjaan rumah tangga tak berbayar menjadi layanan dasar penting, tetapi perempuan memikul beban terberat: 69% perempuan dan 61% laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga tak berbayar. Demikian pula, 61% menghabiskan lebih banyak waktu untuk kerja pengasuhan tak berbayar, dibandingkan dengan 48% laki-laki.
  • COVID-19 telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan secara tidak proporsional dengan 57% perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan, dibandingkan dengan 48% laki-laki. Meningkatnya beban pekerjaan rumah tangga dan kerja pengasuhan, kecemasan karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta efek pembatasan pergerakan terhadap kekerasan berbasis gender dapat menjadi faktor penyebab.

“Penyediaan data yang komprehensif terkait sejauh mana pandemi COVID-19 berdampak terhadap gender dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia sangat diperlukan untuk menentukan arah kebijakan ke depan yang lebih responsif dan efektif,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam pembukaannya. “Hasil Survei “Menilai Dampak COVID-19” yang hari ini diluncurkan adalah sumber berharga yang dapat menjadi dasar bagi kita semua untuk dapat merancang dan melaksanakan kebijakan, yang tepat sasaran.”

“Laporan ini memperlihatkan dengan jelas bahwa perempuan terdampak secara tidak proporsional oleh pandemi. Data yang dikumpulkan sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi yang ada dirancang untuk perempuan, terutama bagi mereka yang merupakan kelompok rentan. Data terbaru ini diharapkan dapat membantu Satgas Penanganan COVID-19, mitra-mitra pembangunan, serta sektor swasta di Indonesia dalam pembuatan keputusan untuk mendukung respons kuat terhadap COVID-19 agar dapat memenuhi kebutuhan perempuan dan anak perempuan, serta dalam mempromosikan upaya pemulihan yang cepat,” ucap Jamshed Kazi, UN Women Representative for Indonesia and Liaison to ASEAN.

Director and Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha, mengatakan, "Kami sangat gembira atas peluncuran hasil survei yang dikeluarkan oleh UN Women. Indosat Ooredoo mendukung UN Women dengan memanfaatkan keahlian kolektif dan upaya advokasi kami untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia dengan menyampaikan survei tersebut secara nasional kepada jutaan pelanggan kami. Kami berharap beberapa temuan utama dari laporan ini akan memfasilitasi diskusi antara berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan respon COVID19 yang efektif untuk kelompok yang paling rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan di Indonesia."

Laporan ini juga merefleksikan bagaimana kemitraan dengan sektor swasta adalah pendorong utama yang memungkinkan adanya pengumpulan data. Lebih lagi, hal ini juga menunjukkan peran penting yang dapat dilakukan oleh sektor swasta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan dalam merespons tantangan kemanusiaan.

Untuk melihat laporan lengkap, kunjungi: https://data.unwomen.org/publications/counting-costs- covid-19-assessing-impact-gender-and-achievement-sdgs-indonesia

Tentang UN Women

UN Women merupakan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berdedikasi untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Upaya UN Women didasarkan pada keyakinan dasar bahwa setiap perempuan berhak menjalani hidup yang bebas dari kekerasan, kemiskinan, dan diskriminasi, dan bahwa kesetaraan gender merupakan prasyarat dalam tercapainya pembangunan global.

Tentang Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo (IDX: ISAT), bagian dari Ooredoo Group, adalah perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia yang memberikan akses dan konektivitas kepada setiap orang dan bisnis. Indosat Ooredoo ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik melalui dunia digital. Pada semester I tahun 2020, Indosat Ooredoo memiliki 57,2 juta pelanggan dan mengoperasikan 52.776 BTS 4G yang mencakup hampir 90% total populasi penduduk di Indonesia.

Website: www.indosatooredoo.com
Youtube: www.youtube.com/channel/UCxcHb7vNkSPnXYVp9E03JHQ
Facebook: www.facebook.com/IndosatOoredoo

Tentang Ooredoo

Ooredoo adalah sebuah perusahaan komunikasi internasional yang beroperasi di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara. Melayani konsumen dan bisnis di 10 negara, Ooredoo memberikan pengalaman data terdepan melalui berbagai konten dan layanan yang canggih, data-sentris seluler dan jaringan fixed. Ooredoo membukukan pendapatan QAR 30 miliar pada tanggal 31 Desember 2019. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Qatar dan Abu Dhabi Securities Exchange.

Twitter: www.twitter.com/Ooredoo
Facebook: www.facebook.com/ooredoogroup
LinkedIn: www.linkedin.com/company/ooredoo
YouTube: www.youtube.com/ooredoogroup

Media contact:

UN Women:
Radhiska Anggiana
Advocacy and Communication Officer | Email: radhiska.anggiana@unwomen.org

Indosat Ooredoo:
Eni Nur Ifati
VP – Head of Public Relations | Email: eni.nurifati@indosatooredoo.com