Curahan Hati, Lilis Sunarni: Tiap anak berhak atas kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan
Tanggal: Kamis, 26 November 2024
Interview oleh: Inggita Notosusanto

Lilis Sunarni, 40 tahun, seorang ibu dari dua anak dari Desa Duren Seribu, Depok, Jawa Barat, dikenal di komunitasnya sebagai pendiri sebuah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang hanya mengutip biaya minim kepada para orang tua murid. Ia juga memimpin kelompok kerja (pokja) dalam program Desa Damai, sebuah inisiatif dari Wahid Foundation yang didukung oleh UN Women dan Pemerintah Belanda. Ketika terjadi sebuah perkelahian yang memakan korban jiwa antara pemuda di desanya dengan desa tetangga, Lilis bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk menemukan solusi yang konstruktif.
Saya mulai sebagai guru PAUD hanya dengan ijazah sekolah dasar. Orang-orang di desa saya tidak mampu membayar biaya pendidikan tinggi untuk anak-anak mereka, jadi saya memulai PAUD yang hanya mengenakan biaya Rp 2000 (USD 0,15) untuk setiap kunjungan. Setelah bergabung dengan program Desa Damai dan mengikuti sesi-sesi pelatihannya, saya mendapatkan momen “aha!” dan berpikir, “Mengapa tidak melanjutkan pendidikan saya sendiri?” Maka, saya menyelesaikan program Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Dua hari lalu, saya lulus dari UMBARA (Universitas Muhammadiyah Bogor Raya) dengan gelar Sarjana Pendidikan anak usia dini. Akhirnya, saya memiliki gelar sarjana yang diperlukan untuk mengajar siswa PAUD saya!
Ketika kelompok kerja Desa Damai dibentuk, teman-teman saya mencalonkan saya dengan berkata, “Mari kita pilih Bu Lilis untuk memimpin.” Program ini telah membangun jaringan kelompok kerja yang menangani bidang kesehatan, pemuda, dan anak-anak (forum anak). Di bidang pemberdayaan ekonomi perempuan, Wahid Foundation memfasilitasi pembentukan koperasi perempuan lokal, Koperasi Cinta Damai, yang memberikan akses pinjaman bagi Perempuan yang sebelumnya sulit diperoleh dari bank.
Alhamdulillah, semua orang bekerja sama untuk membantu mencari solusi atas masalah di desa kami, seperti kekerasan dalam rumah tangga. Sebelumnya, orang-orang tidak peduli atau takut untuk terlibat karena khawatir akan terkena masalah. Namun kini, mereka lebih percaya diri untuk turun tangan dan menengahi. Perubahan sikap ini terjadi karena mereka telah belajar tentang hak-hak mereka dan hukum yang relevan. Pengetahuan membuat mereka berani bersuara.

Keinginan saya adalah terus mengembangkan PAUD ini karena saya percaya setiap anak berhak mendapatkan akses ke pendidikan yang setara, dan saya ingin membantu mereka yang membutuhkan karena saya tahu rasanya berada di posisi mereka.
Desa Damai (Peace Village) adalah program yang diinisiasi oleh UN Women bekerja sama dengan Wahid Foundation di Jawa Barat sejak 2017 dan diperpanjang hingga 2024 dengan dukungan dari Pemerintah Belanda. Dilaksanakan di 2 kelurahan di Depok dan 1 desa di Bogor, Jawa Barat, program ini berfokus pada pemberdayaan perempuan dan pembangunan perdamaian untuk mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat.
Kerja-kerja Lilis Sunarni berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 5 tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, TPB 4 tentang pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, serta TPB 16 yang mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif.